Sabtu, 16 Mei 2015

Rumah Kelahiran Bung Hatta

Beruntung rasannya karena sempat mampir ke rumah kelahiran Bung Hatta yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta No. 37 Kota Bukittinggi. Rumah ini merupakan rumah tempat Bung Hatta dilahirkan. Tidak puas rasanya jika jalan-jalan ke Kota Bukittinggi tetapi melewatkan tempat bersejarah ini. Saat melihat papan nama Rumah Kelahiran Bung Hatta, tanpa ragu kami langung berkunjung ke tempat tersebut.
Setelah mengisi buku tamu, kami langsung masuk ke dalam rumah. Wah, suasana rumah dua lantai ini sangatlah asri dan dijaga dengan baik. Rumah ini terbuat dari bilah-bilah kayu dan dindingnya terbuat dari anyaman bambu.


Dokumentasi foto Saleha, Ibunda Bung Hatta, dan dua orang paman Bung Hatta, Mamak Idris dan Mamak Saleh menempel pada dinding rumah. Di sepanjang dinding kayu Rumah Kelahiran Bung Hatta terdapat banyak foto-foto dokumentasi tentang Bung Hatta, keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Pada dinding Rumah Kelahiran Bung Hatta juga terdapat bagan silsilah keluarga Bung Hatta, baik dari pihak Ibu maupun dari pihak ayahnya. Ada pula dokumentasi foto Syekh Djamil Djambek yang menjadi guru agama bagi Bung Hatta. Mengaji memang menjadi sebuah kegiatan sangat penting dan menjadi bagian kehidupan sehari-hari anak-anak Minangkabau. Bahkan mereka, seperti juga Bung Hatta ketika masih kecil, sering tidur di surau.
Beberapa benda peninggalan keluarga Bung Hatta juga disimpan di Rumah Kelahiran Bung Hatta ini, seperti mesin jahit tua milik nenek Bung Hatta ini. Rumah Kelahiran Bung Hatta ini memang adalah rumah neneknya. Di lantai satu ada kamar Mamak Idris, paman Bung Hatta. Di rumah utama ini juga terdapat kamar bujang, ruang baca Bung Hatta, serta perabotan rumah lainnya yang kebanyakan masih asli.




Perabotan kayu Rumah Kelahiran Bung Hatta yang dibuat dari kayu surian, sejenis kayu Jati di Jawa, semuanya masih asli, demikian juga lampu dan karpet, serta benda-benda lainnya yang masih asli. Hanya tikar yang telah digantu baru, namun disamakan dengan jenis dan bentuk aslinya.
Pemugaran Rumah Kelahiran Bung Hatta, yang diprakarsai oleh Azwar Anas dan pemda setempat, dimulai pada awal 1995, dan diresmikan pada 12 Agustus 1995, bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta.

Di dalam Rumah Kelahiran Bung Hatta ada bekas sumur lama yang telah ditutup dengan papan. Aslinya sumur ini berada di belakang rumah, dekat dapur. Sewaktu renovasi, karena membutuh halaman, bangunan Rumah Kelahiran Bung Hatta ini pun dimundurkan ke belakang, sehingga letak sumurnya menjadi berada di dalam rumah. Umur sumur ini lebih tua dari Rumah Kelahiran Bung Hatta yang pertama kali dibuat pada 1860, dan airnya masih baik digunakan sampai sekarang.
Di samping belakang Rumah Kelahiran Bung Hatta ada Lumbung Padi Aminah, ibu Bung Hatta. Di belakangnya terdapat lumbung padi Saleh, paman Bung Hatta. Di depan lumbung padi ini terdapat lesung batu.
 belakang rumah bung hatta

Koleksi menarik lainnya adalah “bugi” atau bendi yang sering digunakan Bung Hatta pergi ke sekolah sewaktu kecil, yang disimpan di bagian belakang Rumah Kelahiran Bung Hatta, di dekat istal kuda yang kini kosong. Jika tidak naik bendi, dengan diantar kusir, Bung Hatta biasanya naik sepeda untuk pergi ke sekolah.

Ada dokumentasi foto Bung Hatta saat masih berumur 10 tahun, duduk di atas bendi ditemani seorang kusir yang duduk di sebelahnya. Mereka berada di depan Rumah Kelahiran Bung Hatta, siap berangkat ke sekolah. Koleksi lain adalah sebuah ceret peninggalan nenek Bung Hatta yang disimpan di meja dekat dapur Rumah Kelahiran Bung Hatta. Tutup ceret ini telah lama hilang.

Waktu berkunjung : Senin-Minggu mulai Pukul 08.00 WIB
Tiket Masuk          : Sumbangan



sumber :
http://www.thearoengbinangproject.com/rumah-kelahiran-bung-hatta-bukittinggi/

https://roniyuzirman.wordpress.com/2008/10/21/mengunjungi-rumah-kelahiran-bung-hatta/
http://mementothing.blogspot.com/2012/01/rumah-kelahiran-bung-hatta.html

2 komentar:

  1. ini perlu dijaga dan dilestarikan

    BalasHapus
  2. Yaps, mimin stuju banget Adrianto Liverpudlian. Karena itulah, kami memposting tempat ini sebagai salah satu wujud nyata melestarikan dan mnejaga peninggalan sejarah.

    BalasHapus