Selasa, 01 September 2015

Danau Talang

Danau Talang – Bayangkan betapa indahnya dunia ini jika begitu anda membuka mata, maka yang pertama kali anda lihat adalah birunya air danau, segarnya udara pegunungan, dan indahnya pemandangan alam yang ada di depan mata anda.
Pemandangan indah yang ada di kawasan objek wisata Danau Talang, danau yang tampak indah ini mampu memberikan anda ketenangan, bahkan anda mungkin malah menganggap Danau Talang ini sebagai Danau pribadi karena suasananya yang terasa hening.
Lokasi dan Transportasi
Lokasi dari Danau Talang ini, bisa ditempuh kurang lebih sekitar 60 kilometer hingga 65 kilometer jika di hitung-hitung dari pusat Kota Padang. Jalan yang anda lalui dari kota padang pun akan melewati beberapa rute sulit, karena anda akan melintasi jalan yang sedikit menanjak dan berkelok-kelok, waktu tempuh yang anda habiskan kurang lebih sekitar 2 jam sampai dengan 2,5 jam perjalanan darat.
Setelah kurang lebih sekitar 15 kilometer setelah anda meninggalkan kota Padang, maka anda akan disuguhi pemandangan yang sangat cantik dan indah berupa perbukitan, hutan dan jurang yang sangat curam. Perbukitan tersebut juga sebagian besar di tanami dengan perkebunan sayur milik warga kota sekitar.
Lalu, jika dari kota bukit tinggi, kota solok ini berjarak sekitar 71 kilometer, kalau dihitung-hitung kurang lebih sekitar 3 jam sampai dengan 3,5 jam jika menempuh perjalanan darat.
Untuk menuju ke lokasi objek wisata Danau Talang ini, anda bisa menggunakan beberapa jenis alat transportasi yang anda inginkan, baik menggunakan kendaran pribadi, ataupun jika anda ingin menggunakan kendaraan umum seperti bus, angkot, dan taksi.
Jika anda menggunakan kendaraan sendiri, periksalah terlebih dahulu kendaraan yang akan anda gunakan, karena, jika anda dari kota Padang atau kota bukit tinggi, jarak yang akan anda tempuh pun cukup jauh, dan agak lumayan melelahkan. Jadi, selain memikirkan kondisi kendaraan, anda juga harus memikirkan kondisi kesehatan anda. Untuk jalurnya, anda bisa menyusuri Jalan Raya Padang – Solok.
Namun, apabila anda lebih memilih menggunakan jasa angkutan umum, anda bisa menggunakan bus dalam provinsi atau bus dalam kota untuk menuju ke lokasi objek wisata Danau Talang ini. Selain bus, ada juga jasa travel dengan rute atau jurusan Alahan Panjang, Kabupaten Solok yang bersedia untuk mengantarkan anda ke lokasi objek wisata Danau Talang ini.
Dengan biaya ongkos masing-masing kurang lebih sekitar Rp 20.000*) sampai dengan Rp 25.000*) untuk bus dan Rp 30.000*) sampai dengan Rp 40.000*) untuk travel. Alternatif lainnya adalah menyewa kendaraan, ada banyak rental mobil yang menyediakan jasa penyewaan kendaraan dengan harga yang bervariasi, maka dari itu lebih baik cari yang harganya terjangkau tapi mutunya lumayan bagus, atau setidaknya terjamin.
Wisata
Danau Talang ini adalah salah satu dari tiga Danau Vulkanik yang ada di kota Solok, disebut Danau Vulkanik karena Danau ini terbentuk karena letusan Gunung Vulkanik. Danau ini mungkin tidak seramai Danau Singkarak, yang hanya berjarak kurang lebih sekitar 3 sampai 4 kilometer dari Danau Talang, tetapi keindahan alam yang di tawarkannya tidak kalah cantik.
Danau Talang ini berada tepat di pinggang Gunung Talang, dengan ukuran ketinggian kurang lebih sekitar 400 sampai dengan 1700 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Danau Talang ini memang masih sangat alami, keindahan alamnya mampu memanjakan setiap pasang mata yang memandangnya. Airnya yang sangat biru dan jernih tersebut juga sangat sejuk, sangat menyegarkan jika di pakai untuk berenang. Entah kenapa Danau Talang ini tidak terlalu ramai, padahal Danau Talang ini juga amat indah, tidak jauh berbeda dari Danau-Danau lainnya. Mungkin memang benar karena faktor jalannya yang sedikit sulit.
Danau ini juga kaya akan ikan-ikannya, Banyak warga setempat yang suka memancing ikan dari Danau Talang ini. Jika anda suka bebas, anda bisa memilih berkemah bersama keluarga atau teman-teman anda di sekitar Danau Talang ini.
Untuk makan anda bisa memancing ikan, dan membakarnya di pinggiran Danau tersebut, dan malam harinya, anda bisa menikmati bintang bersama-sama. Benar-benar liburan yang sangat menyenangkan bukan? Selain itu, anda bisa bersepeda menyisiri danau dengan udara pegunungan yang pastinya sangat segar.



Tips
1. Jika anda ingin pergi ke tempat objek wisata Danau Talang ini, jangan lupa untuk memperhatikan cuaca terlebih dahulu. sebaiknya pergi jika cuacanya cerah saja, karena pemandangan indah yang ada disana akan terlihat dengan jelas saat cuaca cerah. Karena jika cuacanya mendung atau berawan, ada kemungkinan akan turun hujan deras, atau pemandangan danau akan tertutup kabut.
2. Jika berkunjung ke Danau Talang ini, lebih baik anda memakai pakaian yang tebal, atau memakai jaket, karena suhu udara yang ada di kawasan objek wisata Danau Talang ini termasuk dingin, jadi jika anda tidak ingin kedinginan pakailah pakaian yang bisa menghangatkan tubuh anda.
3. Jika anda belum terlalu mahir menggunakan mobil, sebaiknya jangan menggunakan kendaraan pribadi ke area Danau Talang ini, hal ini karena akses jalan yang menuju ke lokasi tempat objek wisata Danau Talang ini agak lumayan licin. Jadi, sebaiknya anda menyewa kendaraan saja, dan carilah supir yang memang sudah sangat berpengalaman.
4. Siapkan bekal dan tikar sendiri dari rumah untuk anda makan, karena di daerah sekitaran area tempat objek wisata Danau Talang ini jarang ada yang menjual makanan.
5. Ada baiknya mengajak keluarga anda yang kondisi kesehatannya masih bagus, karena perjalanannya agak melelahkan.
Danau Talang ini adalah Tempat objek wisata alam yang memang pantas di kunjungi, karena keindahan alamnya yang masih sangat alami ini tidak boleh anda lewatkan begitu saja. Jadi, persiapkanlah rencana liburan anda dengan matang, dan juga ajaklah orang-orang yang anda cintai untuk menikmati keindahan Danau Talang ini bersama-sama. Selamat Berwisata!
*) Harga dapat berubah sewaktu-waktu
sumber :
http://jalan2.com/city/solok/danau-talang/

Selasa, 26 Mei 2015

Puncak Pato

TANAH DATAR, HALUAN — Objek wisata Puncak Pato, Nagari Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara cukup ramai dikunjungi para pelancong. Selain pemandangan alamnya yang indah, lokasi ini memiliki sisi sejarah yang cukup strategis.
Lokasi Puncak Pato me­nurut sejarah Minangkabau dikenal sebagai Bukik Mara­palam, yang dikenal adanya pencetusan Sumpah Sati Bukik Marapalam, per­ten­tangan antara Kaum Adat dan Kaum Agama, di lokasi ini didapat kata sepakat, bahwa antara adat dan agama bu­kan­­lah suatu hal yang di­per­­­ten­tangkan, dan tercetuslah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah ( ABS-SBK ).
Lokasi Bukik Marapalam (Puncak Pato)  kini sudah dikemas menjadi suatu lokasi tujuan wisata yang dapat dikunjungi oleh para tamu yang datang ke Tanah Datar, Luhak Nan Tuo. Objek wisata Puncak Pato menyuguhkan pemandangan alam yang cukup indah, bila melayangkan pan­dangan ke arah barat, ter­bentang ham­paran rumah penduduk  wilayah Kecamatan Sungayang. Di sela-sela pohon anau (aren) ini kelihatan hamparan lahan kebun tebu. Para petani di sekitar lokasi Puncak Pato juga mengolah tebu menjadi gulo saka. Pro­ses pem­buatan­nya juga masih dilakukan secara tradisional. Untuk memeras air tebu masih mengandalkan tenaga kerbau, pengunjung bisa me­nyak­sikan proses pembuatan gulo saka. Mulai dari pe­merasan tebu dengan cara mengilangnya dengan tenaga kerbau, lalu ditampung pada kancah. Setelah dimasak secara manual dengan bahan bakar ampas tebu dan se­lanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan. Cetakan gulo saka juga tidak terbuat dari bahan logam dan sejenisnya, akan tetapi cukup dengan sayak tempurung kelapa yang telah disiapkan sesuai dengan ketebalan gulo saka yang akan diproduksi.
Proses pembuatan gulo saka di sekitar lokasi Puncak Patu, juga disuguhkan kepada para tamu yang datang, bah­kan kepada para pengunjung juga diberi kesempatan untuk mencobakan sendiri proses pencetakan gulo saka.
Kesempatan membaur dengan sejumlah tenaga kerja ayang memproduksi gulo saka secara tradisionil ini, ternyata memberikan ke­asyikan sendiri dan pengun­jung menjadi betah tinggal berlama-lama di lokasi ini.
Usai mencobakan proses pembuatan gulo saka di lo­kasi Puncak Patu, ketika menuju pulang, pengunjung akan menyaksikan warga Nagari Andaeleh Kecamatan Sungayang memproduksi gulo anau. Habis Salat Zuhur akan menyaksikan petani penyadap nira dari pohon anau sudah menyandang periam bam­bunya menuju pulang. Proses pembuatan gulo anau juga bisa disaksikan secara lang­sung dari warga Nagari An­daleh. Mulai dari pemanasan tungku, air niro yang sudah mulai kental dimasukkan ke dalam cetakan yang terbuat dari bambu.
Di lokasi ini kita juga bisa mencicipi cita rasa air niro yang asli dan baru saja di­sadap dari pohon enau ( aren ), air nira ternyata tidak bisa dibeli untuk dibawa pulang, ternyata air niro asli aroma­nya akan berubah, dan bisa memabukkan bila sudah menjadi tuak.( h/emrizal)

sumber :
http://www.harianhaluan.com/index.php/lancong/12055-menikmati-hijaunya-puncak-pato

Danau Kembar

Selain Kota Padang yang memiliki cukup banyak tempat wisata, ternyata di Kabupaten Solok, Sumatera Barat juga ada beberapa obyek wisata yang menarik dan wajib anda kunjungi. Seperti di Kabupaten Solok terdapat obyek wisata danau yang sangat indah dan sudah dikenal oleh masyarakat sekitar. Ada 4 danau yang cukup terkenal di sini yaitu Danau Singkarak, Danau Talang, Danau Diatas, dan Danau Dibawah. Di antara keempat danau tersebut, Danau Diatas dan Danau Dibawah dijuluki sebagai Danau Kembar. Kenapa demikian? Ini dikarenakan kedua danau tersebut memiliki luas yang hampir sama (tapi lebih luas Danau Diatas) dan letaknya pun sangat berdekatan.
Pemandangan Danau Kembar Dari Atas Kedua danau tersebut juga diberi nama Danau Diatas dan Danau Dibawah ini berdasarkan letak tinggi masing-masing danau yang berbeda. Nah, pasti anda mengira Danau Diatas letaknya lebih tinggi daripada Danau Dibawah. Dugaan anda salah, ini yang membuat unik penamaan kedua danau tersebut, karena sebenarnya danau yang lebih tinggi justru diberi nama Danau Dibawah, begitu juga sebaliknya. Jarak kedua danau ini hanya 300 meter saja, sangat dekat. Jika kedua danau tersebut dilihat dari atas, maka akan terlihat dua buah danau mirip dengan warna air biru, seakan-akan berpasangan, jadi tak heran jika kedua danau tersebut dijuluki Danau Kembar.
Danau Kembar dan Perkebunan di Sekitar Jika dilihat dari kejauahan, pemandangan Danau Kembar ini sungguh mengagumkan, terlihat hijau dan asri. Ini dikarenakan di sekitar Danau Kembar dimanfaatkan oleh penduduk untuk perkebunan. Penduduk sekitar danau banyak yang bercocok tanam dengan menanam sayuran seperti wortel, kol, kayu manis, dan lainnya. Di sekitar Danau Kembar ini anda juga bisa menemukan perkebunan teh dan perkebunan markisa.
Banyak yang bisa anda lakukan ketika berada di Danau Kembar ini karena di sini juga disediakan fasilitas wisata seperti outbond, tracking, olah raga air, dan kegiatan wisata lainnya. Di sekitar Danau Kembar juga banyak terdapat warung-warung yang bisa anda jadikan tempat istirahat sementara setelah anda lelah berwisata di Danau Kembar ini. Bagi anda yang suka bunga, di Danau Kembar banyak yang menjual bunga. Bunga yang dijual di sini sangat indah, berwarna merah marun, penduduk menyebutnya dengan Bunga Sarai Gunuang. Menurut penduduk, bunga ini bisa tahan lama bahkan bisa bertahun-tahun tanpa layu.
Untuk mencapai obyek wisata Danau Kembar biasanya wisatawan start dari Kota Padang menggunakan angkutan antar kota atau bisa juga menyewa travel, lebih mudah jika anda langsung menyewa travel karena akan diantar langsung sampai Danau Kembar. Jarak Kota Padang ke Solok sekitar 60 km dan memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Di sepanjang perjalanan menuju Kabupaten Solok, anda akan disuguhi pemandangan indah di kiri dan kanan seperti perkebunan teh dan pegunungan. Dijamin akan memuaskan anda selama perjalanan menuju Danau Kembar. Oh ya, jangan lupa untuk membawa jaket saat anda mengunjungi Danau Kembar, karena suhu di sekitardanau relatif dingin antara 14-16 derajat celsius
 
Sumber : http://www.tempatwisataid.com/1416/obyek-wisata-danau-kembar-di-kabupaten-solok-sumatera-barat.html

Pacu Jawi


Pacu Jawi (Bahasa Minang) atau Pacu Sapi merupakan salah satu event budaya dari Sumatera Barat. Kegiatan ini biasanya dilakukan hanya untuk mengisi waktu setelah masa panen datang atau kadang diadakan 3 kali setahun sebelum musim tanam. Di Kabupaten Tanah Datar, ada empat kecamatan yang mempertahankan tradisi Pacu Jawi ini, yaitu: Sungai Tarab, Rambatan, Limo kaum, dan Pariangan.
Bicara mengenai pacu jawi tidak lepas dari atraksi Karapan Sapi di Madura. Kedua atraksi ini memang mirip namun ada beberapa hal yang membedakan antara Pacu Jawi dengan Karapan Sapi. Salah satunya adalah tempat berlangsungnya kedua atraksi ini. Jika Karapan Sapi dilaksanakan di tanah kering, maka Pacu Jawi ini dilaksanakan di tanah berlumpur bekas sawah yang telah dipanen penduduk setempat. Berbeda dengan Karapan Sapi, Pacu Jawi tidak menggunakan tongkat pendek berujung paku untuk mempercepat lari sapi di litasan.
Pacu Jawi murni hiburan bagi para petani usai masa panen dan hal inilah yang membuat pacu jawi menarik, meriah, dan berbeda. Dilombakan bukan dengan pasangan lawan sebagaimana layaknya perlombaan tetapi hanya dilepas satu persatu. Seorang joki mengendarai sepasang jawi diapit pembajak sawah sambil memegang tali dan menggigit ekor kedua sapinya. Yang  menjadi pemenang adalah pasangan jawi yang berlari paling lurus tanpa berbelok hingga ke garis akhir. Ada joki yang dapat menunggang sapi berlari cepat  atau sebaliknya ada juga si jawi (sapi) yang tidak mau berlari bahkan pergi  meninggalkan sang joki.
Jokinya akan dibekali alat bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak sewaktu perlombaan dimulai. Alat tersebut merupakan salah satu peralatan yang digunakan petani untuk membajak sawah.
Pacu Jawi kini menjadi salah satu ciri khas dari Sumatera Barat tersebar di wilayah Tanah Datar dan Lima Puluh Kota. Atraksi ini menarik animo wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang menikmati unik dan meriahnya Pacu Jawi yang penuh dengan aura ‘kejantanan’ ini. Ketika pertunjukan dimulai maka Anda akan melihat sang joki menggigit ekor sapi. Semakin keras joki menggigit ekor sapi maka semakin cepat sapi itu berlari.
Berjuanglah mendapatkan moment luar biasa ini melalui kamera Anda dari berbagai posisi, gerakan, ekspresi, dan guratan dari sang joki dan sapinya saat meluncur cepat di lapangan berlumpur. Semua ini adalah atraksi tersembunyi diantara pemandangan tropis yang rimbun dibawah langit biru Sumatera Barat.
Batu sangkar adalah sebuah kota kecil dimana Pacu Jawi dimulai. Biasanya perlombaan ini diadakan 3 kali setahun sebelum musim tanam. Atraksi ini dapat Anda nikmati di beberapa kecamatan di Sumatera Barat seperti: Limo Kaum, Pariangan, Sungai Tarab, Rambatan juga di Payobasung. Masyarakat di sini tahu bagaimana bersenang-senang dalam atraksi ini. Atraksi tersebut jelas membedakan joki sapi terbaik. Hanya ada beberapa yang mau mengambil resiko terjatuh di lumpur dengan kecepatan tinggi. Terkadang tidak semua joki dapat melakukan hal tersebut. Hanya joki-joki yang profesional yang dengan mudah melakukan atraksi gigiak ikua sapi tersebut.
Sapi berlari kencang, joki tangguh, cipratan lumpur berterbangan, sorak-sorai penonton, serta tepuk tangan bergemuruh adalah suasana dan pemandangan yang sulit Anda temui di belahan dunia manapun.
Daya tarik lain dalam Pacu Jawi ini adalah penampilan tarian dan permainan alat music tradisional yang diusung oleh masyarakat setempat.
Kegiatan Pacu Jawi telah berlangsung sejak masa Kaum Paderi menyebarkan pengaruhnya di Ranah Minangkabau. Pada saat bersamaan, pengaruh Kerajaan Pagaruyung mengalami penurunan akibat kekuasaan VOC. Pada awalnya, kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu luang petani yang akan memasuki musim tanam.
Dianggap sebagai mahluk suci di Bali dan India, sapi merupakan hewan dengan otot kekar. Selama upacara pembakaran mayat di Bali, sebuah sarcophagus berbentuk sapi dengan bermahkotakan emas merupakan sebuah media untuk mengantarkan jenazah anggota kerajaan ke tempat pembakaran jenazah.
Nah, jadi saat berkunjung ke Minangkabau selain mengunjungi Ngarai Sianok Lembah Harau, Sikuai, Istana Pagaruyung, Tambang Sawahlunto, dan lain-lain, ada Pacu Jawi yang patut Anda saksikan untuk mengisi satu slot penting dalam khasanah wisata budaya di Minangkabau.
Tips
  • Atraksi ini akan diadakan di sawah yang berlumpur jadi gunakan pakaian yang sesuai.
  • Datanglah saat masa panen di bulan Juni atau Juli atau kadang bulan Oktober. Pacu Jawi akan sangat meriah karena terdapat 500 sampai 800 sapi beraksi dalam atraksi ini.
  • Batusangkar adalah ibu kota Tanah Datar, Sumatera Barat. Batusangkar dapat diakses bus atau mobil sewaan dari Bukittinggi atau Padang. Kota ini berjarak 50 km dari Bukittinggi. Ketika berkunjung untuk menikmati atraksi ini, Anda bisa menemukan beragam akomodasi di Bukittinggi.
Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/463/bukittinggi/article/76/pacu-jawi-di-sumatera-barat-berpacu-kencang-sambil-menggigit-ekor-sapi

Istano Basa Pagaruyuang

Istano Basa Pagaruyung berlokasi di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar dan 108 kilometer dari Ibu kota Sumatera Barat, Padang.  Istano Basa Pagaruyung  adalah bangunan rumah adat  Minangkabau berbentuk rumah gadang  yang dibuat dengan mempedomani Istana yang pernah ada sebelumnya dan mempedomani bangunan rumah gadang lainnya.

Komplek Istano Basa Pagaruyung yang mulai dibangun pada tanggal 27 Desember 1976 ini adalah nama tempat tinggal keluarga kerajaan Minangkabau yang sekaligus menjadi Pusat Kerajaan Minangkabau pada masanya, konstruksi bangunannya berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat.

Dimasa Kerajaan Minangkabau Istano Basa Pagaruyung memainkan peran ganda, sebagai rumah tempat tinggal keluarga kerajaan dan sebagai Pusat Pemerintahan. Kerajaan Minangkabau yang dipimpin oleh seorang raja yang dikenal “Rajo Alam“ atau “Raja Diraja Kerajaan Minangkabau“.
Kepimpinan Rajo Alam dikenal dengan “Tali Tigo Sapilin“ dan Pemerintahannya dikenal dengan “Tungku Tigo Sajarangan“.     Rumah Gadang Minangkabau dibangun berdasarkan mufakat semua anggota kaum dan atas persetujuan Panghulu Nagari dan dibiayai oleh Suku ( paruik ) serta Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat pelaksanaan adat dalam kehidupan masyarakat, dan Rumah Gadang merupakan bukti nyata kemampuan adat dalam mempersatukan kepentingan, inspirasi dan kebutuhan anggota kaum untuk menciptakan iklim dan kehidupan yang damai, adil dan harmonis dibawah penghulu kaum.

Istano Basa berarti Istana yang besar atau agung. Istana raja alam ini terus menggali beberapa modifikasi dimana istana yang pertama berada di Puncak Bukit Batu Patah ( Bukit yang berada di belakang bangunan istano sekarang )  kemudian pindah ke Ranah Tanjung Bungo Pagaruyung dan terakhir di Gudam.
Istano Basa Pagaruyung sekarang merupakan duplikat dari istano yang dibakar oleh Belanda tahun 1804 bertempat di Gudam. Pada tahun 1976 Istano Basa Pagaruyung dibangun kembali yang lahir dari pemikiran pemerintah dalam rangka melestarikan nilai-nilai adat, seni dan budaya serta sejarah Minangkabau bertempat di Balai Janggo Pagaruyung.

Istano Basa Pagaruyung merupakan objek wisata primadona di Kabupaten Tanah Datar khususnya, dan Sumatera Barat pada umumnya. Istano Basa Pagaruyung terdiri dari 3 ( tiga ) lantai, 72 tonggak serta 11 gonjong. Dilihat dari segi arsitekturnya bangunan Istano Basa Pagaruyung memperlihatkan ciri-ciri khas dibandingkan dengan bangunan Rumah Gadang yang terdapat di Minangkabau. Kekhasan yang dimiliki bangunan ini tersirat dari bentuk fisik bangunan yang dilengkapi ukiran falsafah dan budaya Minangkabau. Istano Basa Pagaruyung dilengkapi dengan Surau, Tabuah Larangan, Rangkiang Patah Sambilan, Tanjung Mamutuih dan Pincuran Tujuah.

Bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Objek Wisata Istano Basa Pagaruyung, sangat mudah dijangkau oleh kendaraan roda 2 ( dua ), kendaraan roda 4 ( empat ) serta kendaraan tradisional “Bendi“ yang terdapat di Kota Batusangkar.
Istano Basa Pagaruyung dapat ditempuh melalui :
1.    Kota Padang via Kubu Kerambil + 105 Km
2.    Kota Bukittinggi via Simpang Baso + 35 Km
3.    Melalui Pintu Gerbang Simpang Piladang berbatasan dengan Wilayah Kabupaten 50 Kota berjarak + 45 Km

Sumber : http://www.pacujawi.com

Senin, 25 Mei 2015

Jembatan Akar Bayang

Jembatan Akar Bayang

Objek Wisata Jembatan Akar Bayang Objek wisata ini terletak kurang lebih 88km ke arah Selatan dari kota Padang. Kira-kira +/- 5km sebelum Painan dari perjalanan Padang - Teluk Bayur - Painan, Kec. Bayang, Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat, anda akan bertemu dengan pertigaan jalan menuju Jembatan Akar. Anda belok kiri di sini, dan mengikuti jalan kecil sepanjang +/- 18 km yang nantinya akan anda temukan sebuah sungai dengan lebar sekitar 30-35m yang bening, berarus deras namun amat menyejukkan di selingi dengan batu2 besar. Diatas sungai inilah membentang sebuah jembatan yang terkenal sebagai salah satu objek wisata andalan Sumatera Barat, yang dinamai oleh penduduk setempat dengan nama Jambatan Aka (Jembatan Akar). Sesuai dengan namanya, jembatan ini terbuat dari akar-akar (aka) dua pohon yang berseberangan. Panjang jembatan sekitar 30 meter, lebar lantai satu meter, dan tinggi dinding pengaman kurang lebih satu meter. Ketinggiannya dari dasar sungai sekitar enam meter.

Aneh bin ajaib, jembatan yang menghubungkan Desa Pulut-pulut dengan Desa Lubuak Silau ini tercipta bukan oleh teknologi mutakhir, tetapi oleh kepanjangakalan manusia dan proses alami. Kini umur Jembatan Akar itu lebih 90 tahun.

Menurut keterangan yang dihimpun Kompas, Jembatan Akar itu dirancang oleh Pakiah Sokan alias Angku Ketek bersama masyarakat Desa Pulut-pulut, tempat jembatan ini berada. Di Pesisirselatan, Pakiah Sokan adalah seorang yang berilmu tinggi dan sering memberikan pengajian. Terbit ide untuk membuat Jembatan Akar, setelah titian bambu yang biasa digunakan masyarakat, sering hancur dan diseret air bah bila Sungai Batang Bayang meluap. Bagi Pakiah Sokan, yang tiap harinya memberikan pengajian ke desa seberang (Lubuak Silau), meski jembatan tidak ada, aktivitas tetap bisa dijalankan. Karena dengan segala kepandaiannya, ia bisa berjalan di atas air.

Namun, bagi masyarakat awam hal ini tentu masalah. Terputusnya hubungan dua desa karena tiadanya jembatan. Suatu kali terpikir oleh Pakiah Sokan untuk menanam pohon beringin dan pohon asam kumbang, tak jauh dari titian bambu.

Waktu terus berjalan, dari hari ke bulan, dan ke tahun serta seterusnya. Pohon beringin dan asam kumbang yang ditanam di masing-masing di pangkal titian bambu terus tumbuh dan berkembang. Akar-akarnya yang tak membumi karena tertahan bebatuan. Akar-akar itu bergelantungan, dimasukkan dan dililitkan pada titian bambu tadi.

Tahun demi tahun akar-akar kedua pohon itu terus tumbuh dan berkembang, menjadi panjang, besar, dan lebat. "Lima belas tahun kemudian atau tahun 1916 silam, lilitan-lilitan akar sudah tercipta bagaikan jembatan. Jembatan ini punya pantai dan dinding pengaman yang semakin baik dan kukuh," cerita seorang tetua di Desa Pulut-pulut.

Sekarang, Jembatan Akar yang panjangnya sekitar 30 meter itu semakin kukuh dan kuat. Lantai dan dinding jembatan dipenuhi akar-akar yang rapat dan menyatu kuat, sebesar paha dan pangkal lengan orang dewasa. Jembatan itu tidak mudah goyah, bahkan sekalipun dilewati lima orang.

 Sumber : http://bilahnusantara.blogspot.com

Bukit Langkisau, Romantis dan Memesona

Bukit Langkisau, Romantis dan Memesona

Bukit Langkisau merupakan salah satu objek wisata andalan bagi kota Painan,Bukit kecil yang tingginya lebih kurang sekitar 400 meter diatas permukaan laut dan terletak diantara Nagari Salido dan Kota Painan adalah sebuah bukit yang indah.

Dari puncak bukit Langkisau ini kita dapat memandang keindahan pantai samudera Indonesia,kita dapat melihat pantai salido dan sago yang membujur keutara,beralih pandang kearah lain kita juga dapat melihat ketenangan laut di teluk Painan,tak itu saja dari puncak bukit Langkisau ini kita dapat juga melihat hamper keseluruhan kota Painan,Bagi pecinta fotografi yang ingin memotret keromantisan kota Painan,maka dating lah kepuncak Bukit Langkisau ini pada malam hari untuk mengabadikan pemandangan kota Painan dengan lampu-lampunya yang indah.

Bukit Langkisau ini sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan,oleh pemkab Pesisir Selatan selalu mengajak setiap penjabat Negara yang berkunjung ke Painan untuk menikmati keindahan Bukit Langkisau,tak terkecuali Bapak Susili Bambang Yhudoyono bersama istri pernah ke bukit langkisau ini pada waktu berkunjung ke Painan saat melihat gempa pengkulu tahun 2006 yang lalu.
Kelebihan bukit Langkisau bukan hanya pada keindahan pemandangan alamnya saja,bukit ini akan lebih romantis disaat matahari akan tenggelam dibatas cakrawala,rona jingganya yang memantul diatas permukaan laut akan terlihat jelas dari puncak bukit langkisau ini.Sungguh suatu moment yang sangat indah,jika kita berkesempatan bertemu dengan keadaan alam yang seperti itu akan terasa rugi seandainya moment tersebut tidak terabadikan dengan kamera.

Tak hanya itu,bukit kecil yang terletak disebelah barat kota Painan ini sudah sangat terkenal dimanca Negara,bukit langkisau ini adalah salah satu tempat olah raga paralayang yang terindah di nusantara,tidak sedikit atlit-atlit paralayang nasional dan internasional yang telah menjajal hembusan angina di bukit langkisau ini.
Nah jika anda tertarik juga untuk menikmati keindahan bukit langkisau dari atas parasut paralayang,sekarang anda telah dapat mewujudkannya walaunpun anda tidak mengerti dengan paralayang anda dapat terbang dengan cara tandem bersama atlit paralayang dari Langkisau Paralayang Club.













Sumber : http://kotapainan.blogspot.com//

Air terjun Baburai

Air terjun Baburai

 Padang Pariaman



Air Terjun ini  terletak pada  Koordinat GPS: 8° 12' 5.20" S  115° 8' 19.29" E . Tepatnya di Kabupaten Padang Pariaman, kecamatan V koto Kp.Dalam. Mungkin teman-teman baru mendengar kalau didaerah ini ada juga air terjun yang tak kalah menariknya dengan air terjun yang sudah terkenal sebelumnya.Pastinya teman-teman bertanya-tanya kenapa air terjun ini disebut Air Terjun Baburai, hal ini dikarenakan daerah tempat air terjun ini berada bernama baburai. Selain nama daerahnya, bentuk air terjun ini juga baburai, baburai disini juga berarti air terjunnya bertingkat-tingkat. 






        Bagi teman-teman yang penasaran dengan air terjun ini, dapat langsung mengunjunginya sekitar 78 km dari kota Padang, 58 km dari Bandara BIM dan 20 km dari Kota Pariaman. Akan lebih baik teman-teman mengunjunginya saat cuaca cerah, karena apabila cuaca buruk akan memperlambat teman-teman menuju lokasi.







Gunung Talamau

Gunung Talamau


Kabupaten Pasaman Barat – Sumatra Barat – Indonesia


Gunung Talamau
Gunung Talamau terletak di Desa Pinagar, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat

          Gunung Talamau dengan  ketinggian 2982 meter dari permukaan laut (dpl), merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Barat.Karakteristik  Gunung Talamau termasuk salah satu dari gunung api, tetapi Talamau termasuk gunung  yang tidak aktif. Gunung tersebut menyimpan  segudang pesona yang sayang tuk di lewatkan. Kawasan hutan yang masih perawan,  ditingkahi kicauan burung yang bersahutan berpadu dengan keindahan puluhan  telaga yang terserak di kawasan gunung, membuat perjalanan panjang para  wisatawan takkan terasa sia-sia. Berdasarkan hasil penelitian  Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gunung  Talamau berasal dari berbagai jenis batuan, yaitu batuan vulkanik produk Galau (campuran) Talamau, yang dari Major Elemen yang  menunjukkan batuan beku di kawasan itu dapat  dibedakan menjadi empat macam yaitu jenis batuan basa (basalt), menengah (andesit),  agak asam (dasit), dan granit (asam).     Gunung Talamau ditumbuhi oleh beberpa  jenis tumbuhan hutan yang terdiri dari famili Dipterocarpaceae dan hutan  famili lauraceae. FamiliDipterocarpaceae terdiri dari tumbuhan  kemaduh (Laportea  stimulans), markisa (Passiflora sp.), sirsak (Annonaceae),  senggani (Melastoma  sp.). Di samping itu, bunga edelwis yang tumbuh bermekaran  melengkapi jenis tumbuh-tumbuhan yang bermekaran di lereng Gunung Talamau.              Di dalam hutan terdapat berbagai  macam aneka satwa seperti burung dan binatang. Satwa burung yang ada adalah:  rangkong (Buceros  rhinoceros), sempidan sumatera (Lophura inornata), burung alap-alap (Black-thighed Falconet),  ayam hutam merah (Red Junglefowl). Sedangkan satwa jenis binatang yang  sering terlihat di gunung ini adalah: babi jenggot (Sus barbatus), musang leher  kuning (Martes  flavigula), owa (Hylobates muelleri), lutung dahi putih (Presbytis frontata),  bajing tiga warna (Callosciurus prevostii), dan tupai gunung (Tupaia montana),  beruang madu (Helarctos  malayanus), musang belang (Hemigalus derbyanus), kucing batu (Felis marmorata),  rusa (Cervus  unicolor) dan macan dahan (Neofelis nebulosa) yang sering  disebut oleh masyarakat setempat dengan harimau Campo.             Selain keragaman flora dan faunanya,  di dalam hutan yang ada di lereng gunung ini juga terdapat air terjun yang  cukup besar yang oleh masyarakat setempat diberi nama Air Terjun Puti Lenggo  Geni.Keberadaan air terjun yang mempunyai tinggi 109 m tersebut, tentunya akan semakin menambah keindahan panorama Gunung Talamau. Di tengah rimbunnya hutan Gunung  Talamau atau tidak jauh dari puncak gunung, terdapat 13 telaga. Ke-13 telaga  tersebut adalah: Talago Puti Sangka Bulan, Talago Tapian Sutan  Bagindo, Talago Tapian Puti Mambang Surau, Talago Siuntuang Sudah, Talago Puti Bungsu, Talago Rajo Dewa,Talago Satwa, Talago  Lumuik, Talago Biru, Talago Mandeh Rubiah, Talago Imbang  Langik, Talago Cindua Mato, dan Talago Buluah Parindu. Air telaga yang  jernih merupakan salah satu sumber mata air yang sering di manfaatkan oleh para  pendaki untuk di konsumsi. Gunung Talamau terletak di Desa Pinagar, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.             Untuk mencapai gunung ini bisa  dilakukan dari dua arah yaitu dari Rao (Perbatasan Sumut-Sumbar) dan kota Padang.  Berhubung dari kota Padang banyak tesedia transportasi yang  melayani rute Padang-Pasaman Barat, para wisatawan yang mau berwisata ke Gunung Talamau biasanya menggunakan rute ini.  Setelah sampai di lokasi, para wisatawan bisa  memulai pendakian. Titik awal pendakian bisa  di lakukan dari tiga titik, yaitu: desa Pinagar, Malampah dan Kinali dengan lama  waktu pendakian sekitar 12 jam. Di tempat ini tersedia jasa guide untuk  memandu para wisatawan. Disamping itu, juga tersedia 5 pos untuk tempat beristirahat.


Inilah Dia “Flying Duck” Alias “Pacu Itiak”

Inilah Dia “Flying Duck” Alias “Pacu Itiak”
Tradisi Pacu Itiak Di Kabupaten Lima Puluh Kota
    Pacu itik lahir di kenagarian Aur Kuning, Sicincin di Kota Payakumbuh dan Padang Panjang di Kabupaten Limapuluh Kota. Sejarahnya masyarakat di 3 Kenagarian tadi merupakan masyarakat petani yang sawahnya berjenjang – jenjang Karen berada di perbukitan Disamping bertani mereka juga memelihara itik yang di gembala di sawah. Ketika menghela itik dari atas ke bawah banyak dari itik – itik tersebut terbang laying kebawah, maka di cobalah melatih itik – itik tersebut untuk lomba anak nagari berupa pacu itik untuk menghilang kejemuan dalam bersawah.
            Setiap tahun timbul inovasi dari masyarakat mencoba melatih itik itik mereka untuk terbang di daerah dataran dan berhasil. Sejak tahun 1927 maka berkembanglah tradisi pacu itik di 3 kenagarian tersebut, sampai saat ini terdapat 11 Gelanggang di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Tidak semua itik bias di jadikan itik pacu, ada beberapa criteria itik yang bias dijadikan itik pacu yaitu ; Warna paruh dan kaki sama, Mata dengan alis jaraknya tipis, Leher pendek, Sayap elang tidak boleh berpilin tapi lurus mengarah ke atas, Gigi ganjil 7, 9 dst, Ujung jari ada sisik kecil, dan Badan panjang model jantung.
            Lomba pacu itik ini dilaksanakan di 11 (sebelas) Gelanggang, 6 (enam) gelanggang di Payakumbuh, yaitu di; Aur Kuning, Sicincin, Ampangan, Tigo Baleh, Bodi dan Padang Alai, 5 (lima) Gelanggang di Kabupaten Limapuluh Kota. Lomba pacu itik ini secara priodik di 11 Gelanggang tersebut dilakukan pada bulan April s/d Agustus, secara bergilir dilakukan di 11 Gelanggang tiap hari Sabtu dan Minggu.
            Namun untuk menggairahkan Pariwisata di Sumatera Barat sering seperti di Harau di Kabupaten Limapuluh Kota, Ngalau di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Solok sering mengundang anggota kelompok pacu itik untuk tampil pada even – even mereka.
Kelompok pacu itik ini tergabung dalam Persatuan Olahraga Pacu Itik (PORTI), hampir setiap sore bila tidak ada even pacu itik para anggota PORTI melatih itik – itik pacu di tiap – tiapGelanggang.
            PORTI di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota di Ketuai oleh Dt. Parmato Alam, sering juga di sebut sebagai ketua Round Bond. Anggota PORTI tersebar di 11 (sebelah) kenagariaan. Saat ini pembinaan Round Bond berada di Dinas yang menangani fungsi pariwisata di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.
            Dengan banyaknya peminat itik pacu maka masyarakat di 3 kenagarian yang budaya itik pacu sudah mengakar mulai melakukan pembibitan. Merekapun siap untuk melatih para peminat itik pacu dari mana saja untuk dapat melatih itik untuk di jadikan itik pacu.

            Pacu Itiak di Payakumbuh adalah tradisi lomba itik terbang yang menarik para wisatawan. Itik yang dilombakan harus memenuhi persyaratan tertentu. Pacu Itiak di PayakumbuhSatu lagi hal yang menarik dari daerah Sumatera barat selain Pacu Jawinya yaitu Pacu Itiak di Payakumbuh. Di payakumbuh itik tidak hanya disajikan untuk hidangan kuliner, namun itik juga dilatih untuk balapan di lintasan. Sejarah dan persyaratan Pacu Itiak di Payakumbuh Tradisi Pacu Itiak di Payakumbuh mulai ada sejak tahun 1028. Saat itu para petani di Aur Kuning, Payakumbuh, Kanagarian dan Sicincin menghalau itik yang memakan tanaman padinya.   
             Itik-itik yang dihalau akan terbang ke dataran sawah yang lebih rendah di bawahnya. Itik-itik terbang ini menjadi hiburan tersendiri bagi para petani, lalu diadakan lomba itik terbang. Saat Pacu Itiak, itik dipegang oleh pemilik itik dan itik kemudian dilemparkan ke udara sehingga itik akan terbang ke udara dan terbang menuju garis finish. Seminggu sebelum itik dilombakan, itik-itik ini dikurung dan hanya diberi makan padi dan telur.
             Itik-itik ini setiap petang selalu diajari terbang. Itik-itik yang ikut perlombaan merupakan itik yang sudah terlatih dan mampu terbang hingga sejauh 2 kilometer. Terdapat tiga tingkatan jarak yang dilombakan, yaitu jarak 800 meter, 1600 meter dan 2000 meter. Pemenang ditentukan berdasarkan itik yang terbang lurus dan tercepat mencapai garis finish. 
 
             Itik yang dilombakan berusia antara empat hingga enam bulan. Itik ini memiliki kesamaan warna pada paruh dan kaki, leher yang pendek, sayap lurus yang mengarah ke atas, jumlah gigi yang ganjil dan ujung kaki yang bersisik kecil. Harga seekor itik pacuan antara seratus ribu hingga satu juta rupiah. Pacu Itiak mendapat perhatian dari pemerintah
Ajang
 Pacu Itiak di Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota ini telah mendapat perhatian khusus dari Dinas Pariwisata Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota dengan menggelontorkan sejumlah dana untuk Persatuan Olahraga Terbang Itik.
             Perlombaan ini digelar di sebelas gelanggang yang berbeda di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Gelanggang tersebut antara lain Aua Kuning, Tigo Balai, Padang Cubadak, Tunggul Kubang, Padang Alai dan Body Aia Tabik.


Sumber : Kuntowijoyo: 2008. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Pasumpahan Island the Queen of West Sumatera



SUDAH diakui kalau Sumatera Barat itu punya paket wisata lengkap. Orang bilang nggak usah jauh-jauh ke luar negeri, ke Sumatera Barat saja semuanya ada. Mau kulineran, disini tempatnya. Mau melihat arsitektur dan budaya, di sini kental banget. Mau cari pegunungan dan lembah, Sumatera Barat tempatnya.

Kalau destinasi-destinasi wisata yang saya sebutkan barusan pasti sudah banyak yang tahu. Ternyata Sumatera Barat itu juga punya wisata bahari lho. Pasti nggak banyak yang tahu kalau Sumatera Barat punya kepulauan yang sangat indah dan cantik. Di sini saya mau sharing tentang Pulau Pasumpahan yang hanya berjarak 1 jam perjalanan dari pantai di Kota Padang.

Sumatera Barat memiliki kekayaan alam serta budaya masyarakatnya yang khas dan unik. Wilayah yang terbentang dari pesisir barat hingga bagian tengah Sumatera ini menyuguhkan pengalaman yang unik dan telah menjadikannya sebagai salah satu destinasi wisata terbaik dan favorit di Tanah Air.


Terletak di bibir pantai barat Sumatera, Padang menjadi kota terpenting di Sumbar sekaligus sebagai pusat pemerintahan provinsi. Selain kota bisnis dan pusat pemerintahan, Padang bisa menjadi tempat persinggahan yang menarik bagi para wisatawan sebelum menjelajahi tempat lain, berkat adanya sejumlah lokasi wisata di sekitarnya.

Pulau Pasumpahan adalah sebuah pulau yang berada di perairan Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumbar. Oleh karenanya pulau ini dekat jika kita menggunakan speed boat dari Teluk Bungus yang berada dekat dari Kota Padang. Klaim akan keindahan lautnya membuat pulau ini mulai dikenal oleh wisatawan lokal dan mancanegara.

Pulau Pasumpahan berada sekitar 200 meter dari Pulau Sikuai. Pulau ini memiliki obyek wisata pantai pasir putih dengan terumbu karang yang masih terjaga. Selain itu pulau ini menjadi tempat berteduh atau berkumpulnya para nelayan. Di pinggir pantai kita bisa melihat banyak aktivitas nelayan di sini yang sedang menangkap ikan maupun menjaring ikan.

Pulau ini diharapkan menjadi daerah tujuan wisata unggulan di Sumatera Barat. Terletak di sebelah barat Pulau Setan Kecil, untuk menempuh pulau ini memakan waktu 40 menit dari Pulau Pisang dengan mesin 45 PK.

Potensi wisata bawah laut di kawasan wisata bahari pantai barat Kota Padang ini berupa kawasan ekosistem terumbu karang yang terdapat hampir di setiap pulau, di antaranya di Pulau Gosong. Selain dari terumbu karang berbagai jenis ikan karang atau ikan-ikan hias juga sangat menarik untuk dinikmati wisatawan.

Di perairan Kota Padang ditemukan 21 jenis ikan kepe-kepe yang didominasi oleh Chaetodon trifascialis. Lokasi-Iokasi penyelaman yang sudah mulai dipasarkan kepada wisatawan antara lain Pulau Gosong, Pulau Ular, Pulau Sirandah, dan Pulan Pandan.

Karena keindahan Pulau Pasumpahan dan pulau-pulau sekitarnya kini tengah diincar banyak investor lokal maupun asing untuk dikembangkan sebagai obyek wisata yang diunggulkan Sumbar. Ya, karena potensi pariwisata bahari di kepulauan Sumatera Barat ini benar-benar bagus dan bisa dikembangkan.

Hamparan pasir di sepanjang pantai Pasumpahan yang disertai deburan ombak menjadi daya tarik utama pantai ini. Sebuah pulau mungil yang melayang di lepas pantai, menjadi bonus pemandangan yang bernilai. Bentangan pantai landainya yang dialasi miliaran butir pasir putih, suasananya yang hening memang daya tarik unggulan dari pulau ini.

Dengan demikian, para wisatawan akan serasa terisolir jauh keriuhan kota meski sebenarnya hanya selangkah dari keramaian kota. Berkeliling di pulau ini bakal terasa menyenangkan. Dengan berjalan kaki wisatawan dapat menyaksikan panorama alam sekeliling pulau yang begitu memanjakan mata. Maka tidak salah kalau Pulau Pasumpahan ini disebut sebagai salah satu pulau terindah di Sumatera Barat. 



Sumber :
http://travel.kompas.com/read/2014/08/09/152200527/Pasumpahan.Pulau.Terindah.di.Sumatera.Barat

Air Terjun Babang

Air Terjun Babang 

Lubuk Alung - Air Terjun Babang, begitu masyarakat menyebutnya. Penuturan masyarakat disana, air terjun ini nyaris akan menjadi objek pariwisata resmi Pemerintah, tapi entah kendala apa, proyek wisata di Babang dihentikan.
Air Terjun Babang, terletak di Dusun Surantiah, Desa Koto Buruk, Kec. Lubuk Alung, Kab. Padang Pariaman, Sumatera Barat. Jika dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di butuhkan waktu 1 jam untuk sampai ke Dusun Surantiah. Untuk menuju ke lokasi lebih mudahnya masuk dari simpang BLKM Jambak, terus masuk menuju Jembatan Kayu Gadang. Setelah jembatan Kayu Gadang ada pertigaan, ambil jalan lurus saja, kira-kira 200 meter perjalanan ada pertigaan, nah belok kiri, setelah ini jalan lurus saja menuju Surantiah Hulu.

Perjalanan pun dimulai dari Surantiah hulu, rute yg di lalui tidak sulit jalanan relatif datar, dan banyak bonusnya, kita akan melintasi sungai sebanyak tiga kali. Waktu yang ditempuh adalah 1 jam perjalanan kaki, sepanjang perjalan kita akan dimanjakan dengan pemandangan khas surantiah dan bunyi-bunyi suara burung.
Setiba dilokasi kita akan menyusur sungai, tidak terlalu panjang hanya 10 meter. Setiba di lokasi hasrat mandi tidak akan bisa di bendung, karna gerahnya badan habis berjalan, dan dinginnya air di Babang.
Air Terjun Babang mempunyai tiga tingkat, tingkat pertama lebih cocok untuk pemandian anak-anak, kolamnya relatif dangkal, dan air terjunya tidak terlalu tinggi, hanya tinggi 5 meter. Tingkat kedua dari Air Terjun Babang mirip Air Terjun Harau di Kab. 50 Kota, ketinggian air terjun mencapai 20 meter. Sekeliling air terjun terdapat bongkahan batu besar dan beberapa dataran. Pada tingkat ketiga kami belum sampai ke sana, karna lokasinya yang jauh, dan akan segera di telusuri. Tapi gambaran dari warga setempat Air Terjun Babang pada tingkat ketiga lebih indah dari tingkat yang pertama dan yang kedua. Pada tingkat ketiga Air Terjunya tinggi mencapai 20 meter lebih, ada kolamnya, untuk sampai kesana kita harus melewati gua yang terbuat dari akar, dan ada ikannya.

Pokonya rugi deh bagi orang sumbar yang gak pernah berkunjung ke air terjun babangg,. its amazingg .... yuhuuuuuu


Sumber :
http://lubuk-aluang.blogspot.com/2013/05/air-terjun-babang.html